Sehat selalu dengan menjaga kesehatan kita

Sunday, January 8, 2017

7 Sesuatu yang Harus Diketahui tentang Operasi Caesar

Masa kini banyak ibu hamil yang melahirkan dengan caesar semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena melonjaknya berat badan tubuh, hal itu membuat komplikasi saat hamil meningkat menurut salah satu dokter kebidanan dan kandungan.
Operasi Caesar
Dari Badan Kesehatan Dunia mengingatkan untuk tetap operasi caesar dilakukan ketika benar-benar diperlukan. Berikut ini beberapa fakta yang harus diketahui untuk yang akan melakukan operasi dan juga tidak menutup pembaca lainnya yang ingin mengetahuinya.

1. Operasi caesar lebih aman dibanding normal

Ada beberapa situasi yang membuat ibu hamil menjalani operasi caesar sesuai rekomendasi dokter kebidanan dan kandungan. Misalnya bila posisi bayi sungsang. Atau pada saat kondisi plasenta previa, ini adalah kondisi ketika plasenta dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir sang bayi. Sehingga operasi caesar benar-benar dibutuhkan.

"Pada kondisi itu, tidak mungkin melahirkan dengan normal, bisa saja ibu dan bayi mengalami perdarahan," kata Moritz.

Pada ibu yang memiliki masalah kesehatan pada saat kehamilan seperti diabetes, juga cenderung melahirkan dengan caesar.

2. Caesar operasi besar yang tetap penuh dengan risiko

"Operasi caesar adalah opersi besar. Meskipun kami (dokter) dapat melakukan dengan cepat dan aman, bukan berarti tidak ada risiko lain," kata Moritz. Risiko tersebut diantaranya perdarahan, infeksi, cedera pada organ.

3. Sebelum tindakan, ibu dibius lokal sehingga tetap terjaga selama tindakan

"Anestesi regional seperti epidural maupun spinal block, yang membuat mati rasa dari pinggang ke bawah, merupakan tindakan anestesi pada operasi caesar," kata asisten profesor dokter kebidanan dan kandungan Icahn School of Medicine, Amerika Serikat, Noel Strong.

Untuk metode ini, anestesi biasanya dilakukan di sekitar sumsum tulang belakang, sehingga ibu mati rasa. Walau begitu, ibu tetap akan terjaga dan akan merasakan beberapa tekanan di perut tanpa rasa sakit.

4. Masa pemulihan lebih lama dibandingkan proses normal

"Biasanya ibu yang melahirkan dengan caesar akan berada di rumah sakit selama tiga-empat hari. Sementara ibu yang melahirkan normal sekitar dua hari sudah bisa pulang ke rumah," kata Strong.

5. Rasa sakit lebih intensif


Banyak ibu memilih operasi caesar karena menghindari rasa sakit melahirkan secara normal. Namun sesudah menjalani operasi, rasa sakit terjadi dan berlangsung lebih lama dibanding yang melahirkan secara normal.

"Rasa sakit berpusat di perut. Misalnya saat tertawa, batuk, bersin, naik turun dari tempat tidur," kata Moritz.
Oleh karena dokter meresepkan obat antinyeri sesudah ibu keluar dari rumah sakit.

"Jika ibu pernah mengalami proses persalinan normal dan caesar, pasti dia akan mengatakan pemulihan lebih mudah pada kondisi melahirkan normal," kata Moritz lagi.

6. Meninggalkan bekas luka

Operasi caesar biasanya menyayat sekitar 10 cm di bagian perut bagian bawah. Kadang-kadang sayatan lebih panjang bila dibutuhkan, misalnya bila anak kembar. Untungnya kini sudah ada teknik baru dalam menjahit sayatan sehingga bisa dibuat dengan bekas seminimal mungkin.

7. Ibu jalani operasi caesar sama berprestasinya dengan melahirkan normal

Banyak ibu yang berpikir saat melahirkan secara caesar terasa kurang merasakan sebagai 'ibu'. Namun Moritz mengingatkan kembali bahwa melahirkan secara caesar tidak membuat mereka berbeda dengan wanita yang melahirkan normal. Baik melahirkan secara normal maupun caesar, tetaplah seorang ibu.

"Jika menjalani caesar, Anda tetap melahirkan bayi Anda. Bedanya, Anda tidak perlu mengejan. Anda tetap hamil selama sembilan bulan bukan," tutur Moritz.


Sumber: liputan6
Share:

0 comments:

Sehat selalu dengan menjaga kesehatan kita

Search This Blog