Masa kini banyak ibu hamil yang melahirkan dengan caesar
semakin bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena
melonjaknya berat badan tubuh, hal itu membuat komplikasi saat hamil meningkat
menurut salah satu dokter kebidanan dan kandungan.
Operasi Caesar |
Dari Badan Kesehatan Dunia mengingatkan untuk tetap
operasi caesar dilakukan ketika benar-benar diperlukan. Berikut ini beberapa
fakta yang harus diketahui untuk yang akan melakukan operasi dan juga tidak
menutup pembaca lainnya yang ingin mengetahuinya.
1. Operasi caesar lebih aman dibanding normal
Ada beberapa
situasi yang membuat ibu hamil menjalani operasi caesar sesuai rekomendasi
dokter kebidanan dan kandungan. Misalnya bila posisi bayi sungsang. Atau pada
saat kondisi plasenta previa, ini adalah kondisi ketika plasenta dapat menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir sang bayi. Sehingga operasi caesar
benar-benar dibutuhkan.
"Pada kondisi itu,
tidak mungkin melahirkan dengan normal, bisa saja ibu dan bayi mengalami
perdarahan," kata Moritz.
Pada ibu yang memiliki
masalah kesehatan pada saat kehamilan seperti diabetes, juga cenderung melahirkan
dengan caesar.
2. Caesar operasi besar yang tetap penuh dengan risiko
"Operasi caesar adalah opersi
besar. Meskipun kami (dokter) dapat melakukan dengan cepat dan aman, bukan
berarti tidak ada risiko lain," kata Moritz. Risiko tersebut diantaranya
perdarahan, infeksi, cedera pada organ.
3. Sebelum tindakan, ibu dibius lokal sehingga tetap terjaga selama tindakan
"Anestesi
regional seperti epidural maupun spinal block, yang membuat mati rasa dari
pinggang ke bawah, merupakan tindakan anestesi pada operasi caesar," kata
asisten profesor dokter kebidanan dan kandungan Icahn School of Medicine,
Amerika Serikat, Noel Strong.
Untuk metode ini,
anestesi biasanya dilakukan di sekitar sumsum tulang belakang, sehingga ibu
mati rasa. Walau begitu, ibu tetap akan terjaga dan akan merasakan beberapa
tekanan di perut tanpa rasa sakit.
4. Masa pemulihan lebih lama dibandingkan proses normal
"Biasanya ibu yang melahirkan dengan caesar akan
berada di rumah sakit selama tiga-empat hari. Sementara ibu yang melahirkan
normal sekitar dua hari sudah bisa pulang ke rumah," kata Strong.
5. Rasa sakit lebih intensif
Banyak ibu memilih
operasi caesar karena menghindari rasa sakit melahirkan secara normal. Namun
sesudah menjalani operasi, rasa sakit terjadi dan berlangsung lebih lama
dibanding yang melahirkan secara normal.
"Rasa sakit berpusat di perut. Misalnya saat
tertawa, batuk, bersin, naik turun dari tempat tidur," kata Moritz.
Oleh karena dokter meresepkan obat antinyeri sesudah ibu keluar dari rumah
sakit.
"Jika ibu pernah mengalami proses persalinan normal
dan caesar, pasti dia akan mengatakan pemulihan lebih mudah pada kondisi
melahirkan normal," kata Moritz lagi.
6. Meninggalkan bekas luka
Operasi caesar biasanya
menyayat sekitar 10 cm di bagian perut bagian bawah. Kadang-kadang sayatan
lebih panjang bila dibutuhkan, misalnya bila anak kembar. Untungnya
kini sudah ada teknik baru dalam menjahit sayatan sehingga bisa dibuat
dengan bekas seminimal mungkin.
7. Ibu jalani operasi caesar sama berprestasinya dengan melahirkan normal
Banyak
ibu yang berpikir saat melahirkan secara caesar terasa kurang merasakan sebagai
'ibu'. Namun Moritz mengingatkan kembali bahwa melahirkan secara caesar tidak
membuat mereka berbeda dengan wanita yang melahirkan normal. Baik melahirkan
secara normal maupun caesar, tetaplah seorang ibu.
"Jika
menjalani caesar, Anda tetap melahirkan bayi Anda. Bedanya, Anda tidak
perlu mengejan. Anda tetap hamil selama sembilan bulan bukan," tutur
Moritz.
Sumber: liputan6
0 comments:
Post a Comment